Setetes Embun di Daun Talas

Aku hanya ingin menulis.

Tulisan tentang pencarian pada sesuatu yang ku tak pernah tahu apa itu. Sungguh rasanya sesak dalam hati, merenggut kesadaran manusiawi. Aku sendiri tak tahu apa itu manusiawi, yang ku tahu manusia selalu seperti itu sejak aku mengenal kata dan angka.


Aku ingin tahu apa itu, yang terkadang aku merasa tahu tapi sesungguhnya aku tak tahu.

Ku cari di pagi hari yang indah, namun hanya sekelebat yang lantas hilang bersama lenyapnya kabut

Ku cari di malam sunyi yang sepi, namun hanya kilatan yang menjelma kegelapan.


Terasa luka menghujam teramat dalam di dalam kesendirian ruh, yang ku tak tahu apa itu ruh, apakah ruh itu aku atau jelmaan aku. Sedangkan bintang malam adalah keramaian dalam keheningan, rupa orang-orang, rupa dunia yang membuatku semakin tersiksa di atas tempat penuh penolakan dan resistensi.


Apakah Tuhan menciptakan tempat untuk bertemu denganNya?

Sedangkan gunung dan lautan hanya memberikan indah sesaat bagi jiwa tersesat.


Kapan Tuhan mau bertemu dengan hamba yang penuh noda seperti aku?

Noda itu terus membercak dan menjelma kerak.


Dimana letak ketenangan hakiki yang Tuhan ciptakan?

Sementara hati ini tak tahu di mana hati dan nurani itu sendiri, apa itu dan untuk apa.


Apakah surga adalah ketenangan ataukah hanya tempat?

Sementara tempat hanyalah tempat yang berwujud materi, tak ada beda dengan embun yang sendirian di tengah daun yang tak menginginkanya.


Comments